Opini: Tegas dan Tanpa Pandang Bulu: Saatnya Penegakan Hukum Bicara di Merbuk, Kenari dan Gelam. 

Oleh : Dedi Pitrianto

Kabiro : JejakKriminal.com Bangka Tengah. 

Bangka Tengah| Jejakperistiwainfo.com-Pertambangan timah ilegal di Merbuk, Kenari, Gelam kabupaten Bangka Tengah, bukan hanya masalah lingkungan, tetapi juga masalah penegakan hukum yang mandul. Aktivitas ilegal ini terus berlangsung, merusak lingkungan, dan merugikan negara, seolah-olah hukum tidak berdaya menghadapinya. Ironisnya, praktik “buka tutup” pertambangan ilegal ini menjadi rahasia umum, namun seakan luput dari tindakan tegas aparat penegak hukum.

Hukum Tumpul ke Atas?

Pertanyaan yang sering muncul adalah, mengapa pertambangan timah ilegal di Merbuk seolah tidak tersentuh hukum? Padahal, kerusakan lingkungan yang ditimbulkan sudah sangat jelas dan merugikan masyarakat luas. Apakah hukum hanya tajam ke bawah, namun tumpul ke atas?

Kita tidak bisa menutup mata terhadap fakta bahwa praktik ilegal ini seringkali melibatkan oknum-oknum yang memiliki kekuasaan dan pengaruh. Mereka “bermain mata” dengan para pelaku, sehingga aktivitas pertambangan ilegal dapat terus berlangsung tanpa hambatan, bahkan dengan skenario “buka tutup” yang terkesan formalitas saja.

Modus “Buka Tutup” yang Meresahkan

Modus “buka tutup” ini menjadi modus formalitas yang meresahkan. Aparat penegak hukum seolah-olah melakukan penertiban, namun setelahnya, aktivitas pertambangan ilegal kembali beroperasi seperti biasa. Masyarakat menjadi bertanya-tanya, apakah ini hanya sandiwara untuk formalitas belaka?

Praktik “buka tutup” ini jelas menunjukkan lemahnya pengawasan dan penegakan hukum yang tidak konsisten.

Para pelaku ilegal merasa tidak takut karena mereka tahu bahwa “operasi penertiban” hanya bersifat sementara dan tidak akan memberikan efek jera yang berarti.

Razia yang Tak Efektif

Seringkali kita mendengar kabar tentang razia yang dilakukan oleh aparat penegak hukum terhadap aktivitas pertambangan ilegal di Merbuk. Namun, razia ini seolah tidak memberikan dampak yang signifikan. Para penambang ilegal tetap saja kembali beroperasi setelah razia selesai..

Hal ini menimbulkan pertanyaan besar mengenai efektivitas razia tersebut. Apakah razia hanya формалитас belaka untuk menunjukkan kepada publik bahwa aparat penegak hukum “sedang bekerja”? Atau ada faktor lain yang menyebabkan razia tidak efektif?

Saatnya Bertindak Tegas

Ini adalah saatnya penegakan hukum berbicara. Jangan biarkan praktik ilegal ini terus merajalela dan merusak masa depan daerah kita. Aparat penegak hukum harus bertindak tegas dan tanpa pandang bulu terhadap semua pelaku pertambangan timah ilegal, termasuk oknum-oknum yang terlibat di dalamnya.

Tidak hanya pelaku lapangan, tetapi juga para cukong, pemodal, dan pihak-pihak lain yang terlibat dalam jaringan bisnis ilegal ini harus diadili sesuai dengan hukum yang berlaku. Jangan biarkan mereka lolos dari jerat hukum hanya karena memiliki uang dan kekuasaan.

Perlunya Sinergi dan Transparansi

Penegakan hukum yang efektif membutuhkan sinergi dari semua pihak terkait. Kepolisian, kejaksaan, pemerintah daerah, dan masyarakat harus bekerja sama untuk memberantas praktik ilegal ini.

Selain itu, transparansi dalam proses penegakan hukum juga sangat penting untuk mencegah praktik korupsi dan kolusi.

Masyarakat juga memiliki peran penting dalam mengawasi dan melaporkan aktivitas pertambangan ilegal kepada pihak berwenang. Jangan takut untuk bersuara jika melihat atau mengetahui adanya praktik ilegal di sekitar kita.

Jangan Ada Lagi “Cuci Tangan”

Kita tidak ingin lagi mendengar alasan klasik seperti “kurangnya koordinasi” atau “keterbatasan sumber daya” sebagai petunjuk atas lemahnya penegakan hukum. Ini adalah masalah serius yang membutuhkan perhatian serius dari semua pihak.

Jangan ada lagi “cuci tangan” atau saling menyalahkan. Semua pihak harus bertanggung jawab dan bekerja sama untuk menegakkan hukum di Merbuk.

Masa Depan Hukum di Tangan Kita

Masa depan hukum di Merbuk ada di tangan kita. Jika kita tidak bertindak sekarang, kerusakan lingkungan dan ketidakadilan akan terus berlanjut. (Red)